Langsung ke konten utama

Perusahaan Publik dan Label Terbuka

Sadarkah anda bahwa hidup anda saat ini tak bisa begitu saja lepas dari produk dan jasa dari perusahaan-perusahaan terbuka . Mau tak mau, terima saja hal ini. Berpengaruh atau tidak bagi anda, yang pasti anda tetaplah konsumen bagi produk perusahaan-perusahaan yang punya LABEL *.tbk, yang ada saham di BEI. Apa yang dibahas ini? Bagi anda yang sudah familiar dengan dunia pasar modal atau saham, tentu anda paham dengan akhiran *.tbk. Misalnya saja Waskita Karya, tbk., Gudang Garam, tbk., dan sebagainya. Bila anda masih bingung karena masih baru baca di sini, tak perlu risau. Silakan baca penjelasan ala saya berikut ini. Jadi, perusahaan yang telah go public, atau sudah menjual sebagian saham ke publik, maka otomatis menyandang \'gelar\' tbk (terbuka). Maksudnya, semua orang bebas membeli saham perusahaan tersebut sesuai mekanisme yang resmi dari BEI. Mengenai alasan perusahaan-perusahaan mau menjual sahamnya, barangkali saya akan ulas di postingan saya nanti. Disini batasan

Memanfaatkan Rasio Likuiditas Untuk Investasi Saham

Laporan Keuangan Perusahaan dan rasio likuiditas

Manfaat Rasio likuiditas adalah untuk menilai dan mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang atau liabilitas atau kewajiban keuangannya. Meskipun dapat mempertimbangkan hutang jangka panjang, penekanannya lebih condong kepada hutang jangka pendek, atau yang jatuh tempo pembayarannya kurang dari satu tahun.

Perusahaan yang berhasil tentu saja pengukurannya berdasarkan pencapaian target-target yang ditetapkan sebelumnya. Malah ada kalanya perusahaan yang solid dapat melampaui target-target yang ditetapkan sebelumnya. Sebaliknya, apabila tak bisa mencapai target yang ditetapkan, perusahaan itu dianggap memiliki kinerja yang buruk.

Analisa pada laporan keuangan perusahaan, termasuk analisa Rasio likuiditas, dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Rasio ini memiliki beberapa fokus, terutama fokus kepada liabilitas atau kewajiban atau hutang.

Analisa laporan keuangan perusahaan

Laporan keuangan perusahaan disusun atas dasar data-data yang sesuai dan relevan. Penyusunannya tentu saja menggunakan prosedur akuntansi yang benar. Dengan demikian, kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui posisinya seperti apa.

Kondisi disini maksudnya mengacu pada jumlah beberapa hal, misalnya kekayaan perusahaan, kewajiban yang harus dibayar perusahaan, modal atau ekuitas perusahaan, dan seterusnya. Dari angka-angka itu, maka akan bisa dilihat biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam periode tertentu yang tengah dilaporkan.

Sehingga akan bisa diketahui posisi keuntungan yang diraih ataupun kerugian yang diderita perusahaan.

Rasio Likuiditas


Seperti yang telah disinggung diatas, rasio likuiditas yang dimaksud disini adalah perhitungan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau liabilitas atau hutang perusahaan yang jangkanya kurang dari satu tahun.

Dapat juga disebutkan bahwa rasio ini dipakai untuk mengukur seberapa kuat perusahaan dalam melunasi kewajibannya yang segera tiba masa jatuh tempo.

Kewajiban yang segera jatuh tempo ini dapat berasal dari pihak luar perusahaan. Istilahnya adalah likuiditas sebagai badan usaha. Kewajiban tersebut bisa juga berasal dari internal perusahaan itu sendiri. Inilah yang disebut sebagai likuiditas perusahaan.

Beberapa rasio likuiditas yang diterapkan selama ini ada beberapa hal, yaitu :
1.    Quick ratio
2.    Cash ratio
3.    LDR atau loan to deposito ratio
4.    Assets to loan ratio

#Quick Ratio

Quick ratio adalah rasio yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap pihak terkait. Tentu saja ini menggunakan harta perusahaan yang paling likuid atau bisa segera dicairkan, atau kurang dari 1 tahun.

Rumusnya adalah :
Quick ratio = (current assets : current liabilitas) x 100%

Idealnya, current assets harus lebih besar dari current liabilitas. Hal ini diharapkan agar ketika tagihan tiba, perusahaan memiliki kas yang cukup untuk membayar. Namun demikian, apabila current assets terlalu besar, dapat juga diinterpretasikan bahwa manajemen tidak dapat memanfaatkan dana kas secara maksimal.

Padahal, pemanfaatan dana kas yang optimal dapat memicu perusahaan untuk mencapai target yang ditetapkan.

#Cash Ratio

Tujuan mengetahui Cash ratio ini mirip dengan current ratio. Yaitu sama-sama untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya yang jatuh tempo. Rasio ini tapi lebih menggambarkan kemampuan ketersediaan uang kas atau setara kas yang ada.

Rumusnya adalah sebagai berikut :
Cash ratio = (asset likuid : pinjaman jangka pendek) x 100%

#Loan to Deposito Ratio

LDR dipakai untuk menggambarkan kredit yang ada, dibandingkan dengan jumlah pinjaman ditambah dengan modal sendiri. Ini lazim dalam industry perbankan. Pemerintah mengatur LDR maksimum harus 110%.
Rumus :
LDR = [Total loan : (total deposit + ekuitas)] x 100%

#Assets to loan ratio

Rasio ini dipakai untuk mengukur jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah modal yang dimiliki. Semakin tinggi semakin lemah likuiditasnya.

Rumus :
Assets to Loan Ratio = (total loan : total assets) x 100%

Demikian informasi ringkas terkait rasio likuiditas yang dapat dimanfaatkan sebagai pegangan dalam berinvestasi di pasar saham. Mudah-mudahan bermanfaat. Share for free!

Baca Juga :
1. Profit Investasi Saham Ratusan Persen
2. Cara Menghitung DER dan Permasalahannya  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PER dan Dinamika pasar Saham

PER atau PE Ratio sering kali menjadi acuan berinvestasi di pasar saham. Konon katanya Nilai PER 15 menjadi batasan apakah suatu saham layak dibeli untuk investasi atau tidak. Lantas bagaimana sebenarnya kok tahu-tahu PER bisa sedemikian sakti sehingga jadi landasan investasi? Mari kita simak penjabaran singkatnya! PER atau price to earning ratio merupakan perhitungan yang memadukan antara price saham dengan earning perusahaan. Rumusnya seperti dibawah ini : PER = Price / Earning  Dimana Price adalah harga saham saat ini dan Earning adalah penghasilan yang diperoleh per lembar saham. Earning disini sering kali disebut dengan earning per share atau EPS . EPS rumusnya sebagaimana berikut : EPS = Earning total / Jumlah seluruh lembar saham Earning total yang dimaksud adalah penghasilan perusahaan yang telah dibukukan dan baru saja dilaporkan dalam periode tertentu. Sedangkan jumlah lembar saham merupakan jumlah keseluruhan saham yang beredar di pasar, baik itu pengendali,

Saham Waskita Beton Precast (WSBP) Menarik Untuk Investasi

Target pendapatan Waskita Beton Precast tahun 2018 ini cukup besar, yaitu Rp 9,7 triliyun. Perusahaan yang listing dengan kode saham WSBP ini membidik pertumbuhan pendapatan 36% dibanding tahun 2017 lalu. Tentu ini baik bagi perusahaan maupun para investor. Perusahaan precast ini mengalami kenaikan harga saham yang cukup menarik di awal-awal tahun 2018 ini. Sedikit flashback pergerakan harga saham WSBP, pada tanggal 11 Oktober 2017, harganya turun ke dasar terendahnya, 336 per lembar saham. Tapi sejak saat itu, harganya terus naik. Bahkan pada tanggal 26 Januari 2018, harganya menyentuh 510, harga tertinggi hingga akhir maret 2018 ini. Kenaikan dari 336 ke 510 ini sudah menuai capital gain 174 per lembar saham, atau sekitar 50%! Luar biasa untuk ukuran return saham sekelas Waskita Beton Precast, bukan? 50% tak sampai 1 tahun, boooooo..........! Maka itu, silakan jawab pertanyaan ini : "Mau investasi saham ini tahun 2018?" Mari simak beberapa data rangkuman dari b